“ Asal Usul Danau Toba”
Disusun Oleh :
Ikhsan sebagai narator
Yogi
sebagai Toba
Haikal sebagai
Samosir
Nur’aini sebagai
Putri
Intan sebagai
Ibu Toba
Isni sebagai Perempuan 1
Aisyah sebagai
Perempuan 2
Anggi sebagai
Masyarakat 1
Alif
sebagai Masyarakat 2
Alif Sebagai Suara
Gaib
In a village in Sumatra, there lived a
farmer with his mother named Toba and Mrs. Toba. At night, Toba had a
nightmare, in his dream he was torn to pieces by a tiger, he immediately woke
up, when he was thinking about what the dream meant, suddenly his mother
coughed and breathless. Toba goes to her mother's room.
Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hiduplah seorang petani bersama
ibunya bernama Toba dan Ibu Toba. Pada malam hari, Toba bermimpi buruk sekali,
dalam mimpinya dia diterkam oleh seekor harimau, dia pun langsung terbangun,
ketika dia sedang memikirkan apa arti dari mimpi itu, tiba-tiba ibunya batuk
dan sesak napas. Toba pergi ke kamar ibunya.
Toba : "Mother ... Mother ...
why?"
Toba : “Ibu..Ibu.. Ibu kenapa?”
Mother : "My Son, Mother is okay, mom is just
short of breath and just a normal cough,
don't worried."
Ibu : “Anakku ibu tidak apa-apa, ibu
hanya sesak napas dan batuk biasa saja, jangan khawatir.”
But the cough and shortness of
breath experienced by the mother are getting worse, the usual coughing is
coughing up blood.
Tapi batuk dan sesak napas yang dialami ibu semakin parah, tadinya batuk
biasa menjadi batuk darah.
Toba : "No mother, mother is very
sick."
Toba : “Tidak ibu, ibu sangat kesakitan.”
Mother : "My child, please get me a
drink, mother's breath is very tight."
Ibu
: “Anakku tolong ambilkanlah
minum untuk ibu, napas ibu sangat sesak.”
Toba : "Yes Mother
(while carrying drinking water). This is ma'am. "
Toba : “Baik ibu (sambil membawa air
minum). Ini bu.”
Mother : "My Son. Mother can't stand it anymore,
maybe the mother's death is near."
Ibu
: “Anakku ibu sudah tidak
tahan lagi, mungkin ajal ibu sudah dekat.”
Toba : "Mother, don't leave Toba
alone here."
Toba : “Ibu jangan tinggalkan Toba
sendiri disini.”
Mother : "My child you have to be able
to live without mom, are you strong? You're the most mother child brave. Live
well. "(Mrs. Toba died)
Ibu : “Anakku kau harus bisa hidup
tanpa ibu, kau kan kuat? Kau anak ibu yang paling berani. Hiduplah dengan
baik.”( Ibu Toba pun meninggal dunia)
Now he lives alone and diligently works
even though his farm is not large. One sunny morning, Toba went fishing on the
river.
Kini dia hidup seorang diri dan rajin bekerja walaupun lahan
pertaniannya tidak luas. Di suatu pagi yang cerah, Toba pergi memancing di
sungai.
Toba : "O God. Hopefully today I
will get a big fish. "
Toba :”Ya Allah. Mudah-mudahan hari ini
aku mendapat ikan yang besar.”
Moments after the hook was
thrown, the hook swayed and he immediately pulled the hook.
Beberapa
saat setelah kailnya dilemparkan, kail tersebut bergoyang-goyang lalu ia segera
menarik kailnya.
Toba : "Thank God, you gave me
big fish, and this fish is also very beautiful.
Toba :”Terima kasih Tuhan, kau
memberikanku ikan yang besar, dan ikan ini juga indah sekali.
The
scales are bright red like gold. It must be delicious if I eat later. Toba is looking
for firewood to burn the fish he caught today. He kept the fish in the kitchen.
When he was looking for firewood, suddenly the fish caught by Toba turned into
a beautiful girl, Toba came with firewood. Toba was surprised to see no fish in
the bucket.
Sisiknya
berwarna merah bersinar seperti emas. Pasti nikmat sekali bila ku makan nanti. Toba
mencari kayu bakar untuk membakar ikan yang ditangkapnya hari ini. Ikannya pun
dia simpan di dapur. Ketika ia sedang mencari kayu bakar, tiba-tiba ikan yang
ditangkap oleh Toba berubah menjadi seorang gadis yang cantik jelita, Toba pun
datang dengan membawa kayu bakar. Toba terkejut ketika melihat ikan di ember
tidak ada.
Toba : "Ouch where is this
beautiful and gorgeus
big fish, is it eaten by cats?"
Toba : “Aduh dimanakah ikan besar cantik
nan rupawan itu, apakah dia di makan kucing?”
Princess : Wait, you don't eat me. I'm willing
to accompany you as long as I'm not you eat.
Putri : Tunggu, kau jangan memakan ku. Aku
bersedia menemanimu asal aku tidak kau makan.
Toba : "Who is talking to
that?"
Toba : ”Siapa yang bicara itu?.”
Putri : "Don't be afraid, sir, I'm
also human like you. I am very indebted to you because you saved me from the
curse of the God. I do become your wife. "
Putri : “Jangan takut pak, aku juga
manusia sama seperti engkau. Aku sangat berutang budi padamu karena kau telah
menyelamatkanku dari kutukan Sang Dewata. Aku bersedia menjadi istrimu.”
Toba : "Really?"
Toba : “Benarkah?”
Princess : "Of course."
Putri :
“Tentu saja.”
Toba :
"My name is Toba. Let's hurry home. I can't wait to tell that you will be
my wife. "
Toba : “Namaku Toba. Mari kita lekas pulang.
Aku sudah tak sabar ingin memberitahukan bahwa kau akan menjadi istriku.”
Putri : "But Toba, there is one
thing you have to keep secret about me. I beg you do not tell of my origin from
fish, because if the people know this will definitely have a big disaster that
will hit this village.
Putri : “Tapi Toba, ada satu hal yang
harus kau rahasiakan tentang diriku. Aku mohon kau tidak menceritakan asal
usulku yang berasal dari ikan, karena jika masyarakat itu tahu akan hal
tersebut pasti akan terjadi bencana besar yang melanda desa ini.
Toba : "Okay, trust me all this.
Let us go home."
Toba : “Baiklah, percayakan semua ini
padaku. Ayo kita pulang.”
When they entered the village of Pa Toba,
there were some people who did not like the presence of Princess.
Saat mereka memasuki kampung Pa Toba, ada beberapa orang yang tidak suka
akan kehadiran Putri.
Woman
1 : “Hey
friend, don't you know that you brought a beautiful girl and had a nice body.”
Perempuan 1 : “Hai
teman, apakah kamu tidak tahu tadi toba membawa seorang gadis cantik dan
memiliki badan yang bagus
Woman
2 : "Uhh, the girl is the best
she wields so that she is attracted to her. You know the one Toba is BUPUK, or Bujang Lapuk. "
Perempuan 2 : “Alaah,
paling si cewe itu dia guna-guna biar tertarik padanya. Kau kan tau si
Toba itu BUPUK, alias Bujang Lapuk.”
Woman
1 : "Oh yeah ...You so smart."
Perempuan 1 : “Oh
iyayah.. Pintar kali kau ini.”
Woman
2 : "Never mind, soon we come
home disgusted I see it."
Perempuan 2 :
“Sudahlah, lekas kita pulang jijik aku melihatnya.”
Putri heard this, but she ignored it. They went home
and lived their lives like a husband and wife. Pa Toba feels happy and
peaceful. A year later, the happiness of Pa Toba and Putri increased because
Princess gave birth to a son and was named Samosir. Samosir grew to be a
healthy and strong boy, but rather naughty. He has a strange habit, which is
always feeling hungry and he also always annoys his parents because he never
wants to help the work of his parents.
Putri Mendengar hal tersebut, tetapi dia
mengabaikannya. Mereka pun pulang ke rumah dan menjalankan kehidupan mereka
layaknya sepasang suami istri. Pa Toba merasa bahagia dan tentram. Setahun
kemudian, kebahagiaan Pa Toba dan Putri bertambah karena Putri melahirkan
seorang anak laki-laki dan diberi nama Samosir. Samosir tumbuh menjadi seorang
anak laki-laki yang sehat dan kuat, tetapi agak nakal. Ia mempunyai kebiasaan
yang aneh, yaitu selalu merasa lapar dan ia juga selalu membuat jengkel kedua
orangtuanya karena ia tidak pernah mau membantu pekerjaan orang tuanya.
Toba
: "Mother, where is
lunch for me?"
Toba : “Ibu, mana makan siang untukku?”
Princess : "I have already prepared it on
the table. Wah Samosir, where was the food? "
Putri : “Tadi sudah kusiapkan
di atas meja. Wah Samosir, ke mana makanan tadi?”
Samosir : "I've already spent my mom. I
am still in its infancy. Even now actually I'm still hungry, but never mind, I
go play, ma'am. "
Samosir :
“Sudah kuhabiskan bu. Kan saya ini masih dalam masa pertumbuhan. Sekarang pun sebenarnya
aku masih lapar, tapi sudahlah, aku pergi bermain dulu ya bu.”
Toba : "Samosir. Ah this mother
always spoils her, I'm hungry mom.
Toba : “Samosir. Ah ibu ini selalu saja
memanjakan dia, saya ini lapar bu.
Putri : "Patience, sir, remember
he is our only baby. Don't be trivial like this makes you emotional. "
Putri : “Sabar ya pak,
ingatlah dia kan buah hati kita satu-satunya. Jangan sampai hal sepele membuatmu emosi.”
Toba : "Yes, ma'am. Just make me
food, my stomach is already hungry. "
Toba : “Ya sudahlah bu. Buatkan aku
makanan sajalah, perutku sudah lapar sekali.”
Princess : "Wait, I'll make it."
Putri : “Tunggulah, aku akan
membuatkannya.”
Toba can still hold back his patience. But
someone's patience must have a limit. Until one day Toba could not hold back
his anger.
Toba masih bisa menahan kesabarannya. Namun kesabaran seseorang itu
pasti ada batasnya. Sampai suatu ketika Toba tidak dapat menahan amarahnya.
Princess : "Samosir, Help mother
son."
Putri : “Samosir, Bantu ibu
nak.”
Samosir : "What mom I'm playing right
now. "
Samosir : “Apa bu. aku sedang asyik bermain nih.”
Putri : "Bring this lunch for your
father in the rice fields. Poor he is waiting. "
Putri : “Bawakan bekal ini
untuk bapamu di sawah. Kasihan dia sudah menunggu.”
Samosir : "Ah, my mother just left."
Samosir : “Ah, ibu sajalah yang pergi.”
Putri : "Now Mother
Cooking, Samosir.
Hurry up and deliver it, then your father will be angry. "
Putri : “Ibu sedang masak
Samosir. Cepatlah kau antarkan, nanti bapamu marah.”
Samosir : "Ah you just bothering me.
Here!"
Samosir : “Ah ibu ini, menggangguku saja. Sini!”
Samosir : "Just walking to the rice
fields has made me tired, it's better to just eat the provisions of this
father."
Samosir : “Jalan ke sawah saja sudah membuatku lelah, lebih baik
kumakan saja bekal bapa ini.”
From the beginning Samosir had no
intention of delivering the food. Arriving in the middle of the road.
Dari awal Samosir memang sudah tidak
berniat mengantarkan makanan tersebut. Sesampainya di pertengahan jalan.
Unconsciously,
the lunch had been eaten by Samosir. Then with a feeling of innocence, Samosir
went home and continued playing. His father who was already hot and starving
waited to decide to go home. Arriving at home.
Tanpa sadar bekal tadi telah habis
dimakan oleh Samosir. Lalu dengan perasaan tak bersalah, Samosir pun pulang dan
melanjutkan permainannya. Bapanya yang sudah kepanasan dan kelaparan menunggu
memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah.
Toba : "Bah,I so very
hungry.
It's good if I eat my wife's food. "
Toba : “Bah, lapar kali aku. Enak kali
kalau aku makan masakan istriku.”
Toba : (opening a serving cap and
wrinkling forehead) "Samosir! You're all ***Your mother's food? "
Toba : (membuka tudung saji lalu
mengerenyitkan dahi) “ Samosir! Kau kemanakan
Semua makanan masakan
Ibu kau?”
Samosir : "Samosir already spent it,
father. When delivering my father's food eat it, because the trip to the fields
is very tiring "
Samosir :
“Sudah Samosir habiskan lah, bapa. Ketika sedang mengantarkan makanan bapa aku
memakannya, karena perjalanan ke sawah sangat melelahkan ”
Toba : "You little fish! Greedy
for you! "(Growled)
Toba : “Dasar anak ikan! Rakus kali kau!”
(geram)
Samosir cried, then ran away to meet his
mother in the field.
Samosir menangis, lalu berlari
pergi menemui ibunya di ladang.
Princess : "Why are you crying my
child?" (Confused to see her child crying)
Putri : “Mengapa kau menangis
anakku?” (bingung melihat anaknya
menangis)
Samosir : "Mother, am I really a fish
child?"
Samosir : “Ibu, benarkah aku ini adalah seorang anak ikan?”
Princess : "Who told you, son?"
(Surprised)
Putri : “Siapa yang berkata
padamu, Nak?” (terkejut)
Samosir : (silent while sobbing)
Samosir : (diam sambil tersedu-sedu)
Princess : "Answer mother, son!"
Putri : “Jawab ibu, Nak!”
Samosir : "The father who said that to
me, Mother. The Father said I was a fish child,so I'm greedy. Is that really
Mother? Father lie, Mother? "
Samosir :
“Bapa yang berkata itu padaku, Ibu. Bapa bilang aku adalah seorang anak
ikan, makanya aku rakus. Benarkah itu Ibu? Bapa bohongkah Ibu?”
Putri : (shut up and start shedding
tears) "Iii ... yes Samosir, your father is absolutely right. You is a
fish child. Your mother is a fish before Mother marries the Father. "
Putri : (diam dan mulai menitikkan air
mata) “Iii…ya Samosir, Bapamu itu benar sekali. Kau adalah anak ikan. Ibumu ini
adalah seekor ikan sebelum Ibu menikah dengan Bapa.”
Putr : "Now, Mother, ask you not
to care about your Father's words. Immediately go up the hill that is not so
far from our home and you have to climb the tallest tree on the hilltop that."
Putri : “Sekarang, Ibu minta kau untuk
tidak mempedulikan perkataan Bapamu. Segeralah pergi mendaki bukit yang
terletak tidak begitu jauh dari rumah kita dan kau harus memanjat pohon kayu
tertinggi yang terdapat di puncak bukit itu.”
Samosir : "Fine, ma'am!"
Samosir : “Baik, Bu!”
Suddenly
a voice appeared from the sky.
Tiba- tiba ada suara yang muncul
dari langit.
Magical
Voice : "Huahahaha ...
Your husband has broken his promise. Now you can't live on this earth. You must
leave this earth. You have to go back to your place of origin is to go back to
the river to become fish. You have no right to stay here. Hurry up, you go to
the river! "
Suara Gaib : “Huahahaha..Suamimu sudah melanggar janjinya. Sekarang kamu
tidak bisa hidup dimuka bumi ini. Kau harus meninggalkan muka bumi ini. Kau
harus kembali ke tempat asal kau yaitu ke sungai kembali menjadi ikan. Kau
tidak berhak lagi tinggal disini. Cepat lah kau pergi ke sungai!”
After
hearing the magical voice, Samosir and Putri immediately disappeared without a
trace and traces. Suddenly the sky darkened and heavy rain fell with lightning.
Setelah mendengar suara gaib,
seketika itu juga Samosir dan Putri lenyap tanpa jejak dan bekas. Tiba-tiba
langit menjadi gelap dan turun hujan yang sangat deras disertai petir.
Community
1: "What is this?"
Masyarakat 1 : “ Ada apa ini?”
Society
2: "I don't know!"
Masyarakat 2 : “ Aku tidak tahu, !”
Society
1: "It's not usually heavy rain like this."
Masyarakat 1 : “Tidak biasanya
hujan deras seperti ini.”
community
2: "I think there will be a catastrophe that is very terrible to befall
our village"
masyarakat 2 :”Aku rasa akan
terjadi bencana yang sangat dasyat menimpa desa kita”
Society
1: "Yes, right, over time our village will sink. Let's go to the place
higher."
Masyarakat 1 : “Ya benar, lama
kelamaan desa kita akan tenggelam. Ayo kita pergi ke tempat yang lebih tinggi.”
Society
2: "Come on."
Masyarakat 2:” Ayo.”
Society
1: "But everything is in vain, we are too late in the river in our village
overflowing due to this heavy rain. soon, river water in our village will inundate
this village. "
Masyarakat 1: “Tapi semuanya
telah sia-sia, kita sudah terlambat sungai di desa kita akan meluap
dikarenakan hujan deras ini. tak lama lagi, air sungai di desa kita akan menggenangi
desa ini.”
The
end of the story, upon the arrival of the Princess on the river bank, suddenly
the sky darkened, lightning flashed accompanied by thunderous thunderous
sounds. Princess then jumps into the river. He turned into a big fish again.
Toba could not save himself, he died drowned by a puddle of water. Over time,
the puddle grew wider and turned into a very large lake. Later, people call it
Lake Toba and the small island in the middle is called Samosir Island.
Akhir cerita, setibanya Putri di
tepi sungai, mendadak langit menggelap, kilat menyambar disertai bunyi guruh
yang menggelegar. Putri kemudian melompat ke dalam sungai. Ia berubah menjadi
seekor ikan besar lagi. Toba tak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam
oleh genangan air. Lama-kelamaan, genangan air itu semakin luas dan berubah
menjadi danau yang sangat besar. Di kemudian hari, orang-orang menyebutnya
Danau Toba dan pulau kecil yang berada di tengah-tengahnya dinamai Pulau
Samosir.
Sekian Dan Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar